Arti Malam Jum'at / Hari jum'at dalam pandangan islam
Jumat, 17 Januari 2014
0
komentar
Jika dalam mitologi Jawa malam Jum’at dimuliakan
sebagai malam untuk melakukan ritual tertentu, termasuk yang bertujuan/
dipercaya untuk menambah kesaktian, maka dalam ajaran Islam malam Jum’at adalah malam yang juga dimuliakan, akan tetapi cara pemuliaannya sangat berbeda. Malam
Jum’at adalah malam permulaan hari Jum’at, karena permulaan hari dalam
Islam dihitung sejak terbenamnya matahari. Maka hari Jum’at dimulai
ketika matahari terbenam di ufuk barat. Kamis malam atau malam Jum’at
itulah permulaan hari Jum’at. Kemuliaan hari Jum’at bukan ditetapkan
berdasarkan mitos akan tetapi selaras dengan apa yang telah
disyari’atkan Allah SWT.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Maka hari Jum’at adalah hari ibadah. Kedudukannya dibandingkan
hari-hari yang ada seperti bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya.
Sementara waktu istijabah (dikabulkannya doa) yang ada pada hari itu
seperti laiatul qadar di bulan Ramadhan.” (Zaad al-Ma’ad: 1/398).
Karena itulah bagi setiap muslim wajib mengagungkan dan memuliakan hari
tersebut, memperhatikan keutamaan-keutamaannya dengan ber-taqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala pada hari tersebut dengan
melaksanakan berbagai kegiatan ibadah. Ibnul Qayyim berkata, “Adalah di
antara petunjuknya Rasulullah SAW mengagungkan
hari (Jum’at) ini dan memuliakannnya, serta mengistimewakannya dengan
ibadah yang dikhususkan pada hari tersebut yang tidak dikhususkan pada
hari lainnya.” (Zaad al-Ma’ad: 1/378).
Hari Jum’at tak akan memiliki kemuliaan jika Allah
tidak mensyari’atkan berbagai macam ibadah di dalamnya. Jadi, kemuliaan
hari Jum’at tidak terletak pada hari Jum’at itu sendiri, tetapi
kemuliaan itu karena adanya berbagai ibadah yang disyari’atkan oleh
Allah pada hari itu. Oleh karena itu, jika seseorang ingin mendapatkan
kemuliaan di hari Jum’at, maka hendaknya ia melakukan berbagai ibadah
yang disyari’atkan secara maksimal sesuai dengan kemampuannya pada hari
Jum’at. Jika tidak demikian, maka Jum’at baginya adalah sama seperti
hari-hari lainnya, tidak istimewa. Apa saja ibadah yang disyari’atkan
antara lain memperbanyak membaca Al Qur’an. Dan ini tidak melulu harus
fokus pada Surah tertentu saja seperti tradisi Yasinan atau membaca
Surah Yaasin pada malam Jum’at. Sebab tradisi Yasinan ini juga berasal
dari utak atik angka, dimana jumlah ayat dalam Al Qur’an yaitu 6236 ayat
(bukan 6666 ayat) dibagi tepat di tengah menjadi angka 62 dan 36.Lalu
dicocokkan dengan Surah ke-62 yaitu Al Jumu’ah dan Surah ke-36 yaitu
Yaasiin. Sehingga untuk mudahnya langsung dimaknai malam Jum’at membaca
Surah Yaasiin.
Selain membaca Al Qur’an juga disunnahkan
memperbanyak sholat malam atau Qiyamul-lail. Juga dianjurkan untuk
memperbanyak bersedekah pada malam dan hari Jum’at, berbagi dengan orang
yang membutuhkan. Bagi kaum laki-laki diwajibkan untuk melaksanakan
sholat Jum’at berjamaah. Dan bukan hanya sekedar hadir dan ikut sholat
jamaah 2 rakaat saja, namun juga kewajiban untuk mendengarkan khutbah
yang disampaikan imam dengan seksama, tidak boleh sibuk sendiri sehingga
tidak memperhatikannya. Akibatnya, Jum’atannya akan sia-sia sebagaimana
diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika engkau berkata pada temanmu pada hari Jum’at, “Diamlah!”, sewaktu imam berkhutbah, berarti kemu telah berbuat sia-sia.”
(Muttafaq ‘Alaih, lafadz milik al Bukhari). Adapula yang mengatakan,
(maknanya) batal keutamaan (pahala-pahala) Jum’atmu dan nilainya seperti
shalat Dhuhur. Di dalamnya terdapat isyarat agar menghadapkan hati dan
anggota badan untuk mendengarkan khutbah.
Amalan sunnah lainnya adalah membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at berdasarkan hadits Abu Sa’id al-Khudri RA, Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa
membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan untuknya
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyinarinya dengan cahaya antara dia dan
Baitul ‘atiq.” (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga
diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani
dalam Shahih Al-Jami’ al-Shaghir, no. 736).
Yang lainnya adalah memperbanyak doa di penghujung
hari Jum’at, karena termasuk waktu mustajab untuk dikabulkannya doa.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, dia bercerita: “Abu Qasim (Rasululah
SAW) bersabda : “Sesungguhnya pada hari
Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim
berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu,
melainkan Dia akan mengabulkannya.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan
tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama
(sangat singkat).” (Muttafaq ‘Alaih)
Begitulah kontradiksi pemahaman malam Jum’at dan
hari Jum’at menurut mitos klenik yang hanya menghasilkan kengerian
berbau mistis dibandingkan dengan pemahaman menurut ajaran Islam yang
justru menghasilkan pahala dan kebaikan. Semoga malam Jum’at nanti dan
malam-malam Jum’at selanjutnya tidak lagi dipahami sebagai mitos saat
keluarnya hantu dan makhluk ghaib lainnya. Semoga bermanfaat. Jika ada
kekurangan dan kekhilafan dalam tulisan ini, saya mohon maaf dan mungkin
ada yang bisa menambahkan untuk memperkaya tulisan ini.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Arti Malam Jum'at / Hari jum'at dalam pandangan islam
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://rizaltipsntriks.blogspot.com/2014/01/arti-malam-jumat-hari-jumat-dalam.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar