Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw Bagi Umat Islam
Selasa, 14 Januari 2014
0
komentar
Hampir mayoritas ummat Islam dunia
merayakan tanggal kelahiran nabi Muhammad saw. setiap tahunnya dengan
cara dan bentuk yang beragam, dari yang biasa sampai yang luar biasa,
dari yang kecil-kecilan sampai yang besar-besaran, dari yang di rumah
sampai yang di lapangan. Bahkan dari yang sekedar bersholawat dan
berceramah sampai kepada yang melakukan pawai dan arak-arakan. Namun
tidak pula sedikit ummat Islam yang justru habis-habisan melarang,
membid’ahkan dan mengharamkan berbagai peringatan dan perayaan maulid
nabi Muhammad saw. Itulah fakta dan realita yang terjadi di
tengah-tengah kita ummat yang menganut agama Islam, agama yang dengan
susah payah telah disampaikan oleh Muhammad Rasulullah saw.
Ditengah hingar bingar yang ada,
pernahkah kita bertanya dan menemukan jawaban tentang apa sesungguhnya
misi nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah swt. kepada kita ummatnya.
Lalu apa yang harus kita contoh dari kehidupannya yang mulia sepertimana
yang Allah ungkapkan dalam firman-Nya, melalui lisan yang mulia
Rasulullah saw:
Artinya :"Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia
banyak menyebut Allah. (al Ahzab 21)."
Kalimat Uswatun hasanah atau contoh yang baik pada diri Rasulullah sering direfleksikan sebagai Sunnah
dalam kehidupan kita ummat Islam. Dalam hal ini semua ulama sepakat
bahwa mengikuti sunnah itu adalah hal yang sangat dianjurkan bahkan
mendekati wajib jika hal itu berlandaskan wahyu Allah swt. Mengikuti
sunnah Rasul dalam berbagai hal sisi kehidupan bukanlah sesuatu yang tak
berdasar dan tak berbalas di sisi Allah. Simaklah firman Allah dalam
surat Ali Imran ayat 31 berikut;
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah Aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali
Imran 31)
Berdasarkan ayat tersebut, kesungguhan
kita menjalankan segala sunnah Rasulullah dalam menunjukkan kecintan
kita kepada Allah akan dibalasi dengan rahmat dan ampunan Allah SWT.
Sungguh beruntung mereka yang sampai akhir hayatnya selalu diliputi oleh
kasih dan ampunan Allah, sebaliknya alangkah sialnya mereka yang selama
hidupnya jauh dari kasih dan ampunan Allah.
Dari sekian rentetan sunnah Rasulullah
saw. hal yang paling menonjol dan senantiasa disuarakan oleh para ulama
adalah akhlaq Rasulullah saw. Bahkan, Allah swt. dzat yang maha mulia
telah memberikan pengakuan akan kemulian akhlaq yang dimiliki oleh
beliau dengan firman-Nya dalam surat al qolam ayat 4;
Artinya :"Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (al Qolam :4)."
Jika kemudian kita menghubungkan ayat tersebut dengan kata uswatun hasanah
yang tersebut dalam surah al Ahzab ayat 21, maka kita akan menemukan
titik yang jelas tentang sunnah apa yang Allah perintahkan kepada kita
untuk diteladani dari diri Rasulullah saw. yaitu kemulian akhlaq.
Hal tersebut sejalan dan senada dengan apa yang disabdakan oleh
Rasullullah saw, dalam sebuah hadits, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa
Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik).”
Pada sebagian riwayat:
لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
”Untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Bahkan Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash telah meriwayatkan bahwa Rasul pernah bersabda:
إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا
“Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)
Berbicara akhlaq Rasulullah, mayoritas
ulama sepakat bahwa akhlaq beliau adalah al-quran, sepertimana yang
disebutkan oleh siti Aisyah yang sering dikutip dalam berbagai syair
dalam kitab klasik seperti kitab barzanji atau kitab salafy lainya.
Artinya segala bentuk perbuatan Rasulullah dari mulai bangun tidur
hingga tidur kembali bahkan tidur itu sendiri adalah dalam rangka
mengamalkan alquran, kitab yang di dalamnya terkandung perintah dan
larangan Allah.
Lalu bagaimanakah akhlaq alquran Rasullah saw. itu? Mari kita simak firman Allah dalam surat al qoshosh ayat 77;
Artinya : "Dan carilah pada apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(al Qashosh 77)."
Dari ayat tersebut, Secara pribadi saya
menyimpulkan bahwa akhlaqul quran yang menjadi sunnah Rasulullah yang
kemudian wajib kita ikuti adalah terbagi dalam 4 pokok yang utama,
yaitu:
1. Bersungguh-sungguh dalam mencari bekal untuk kebahagian di akhirat
Hal ini dapat kita ketahui melalui
berbagai hadist tentang bagaimana kesungguhan Rasulullah dalam mencari
kebahagian akhirat, beliau sangat serius dalam melakukan ibadah wajib
maupun sunnat, seringkali kaki Rasulullah terlihat bengkak karena
terlalu lama berdiri ketika sholat tahajud disetiap malam harinya.
Rasulullah juga terkenal sangat dermawan dan pemurah dalam bersedekah
kepada fakir miskin, air mata beliau seringkali becucuran ketika membaca
al-quran, beliau juga diceritakan sering melakukan puasa sunnat pada
setiap bulannya. Dan segala bentuk ibadah itu akan meningkat kuantitas
dan kualitasnya tatkala memasuki bulan ramadhan setiap tahunnya
2.Tidak melalaikan hak dan kewajiban duniawi dalam kehidupan sehari-hari
Mengenai hal tersebut, banyak riwayat
yang menceritakan bagaimana pergaulan dan partisipasi beliau dalam
hal-hal yang bersifat duniawi. Beliau makan dan berpakaian lazimnya
masyarakat, menikahi perempuan-perempuan muslimah, menjadi seorang ayah
yang baik bagi anak-anak kandung atau anak tirinya, menjadi majikan yang
baik bagi pembantu dan sahayanya, berjalan-jalan di pasar, memenuhi
undangan pernikahan, berkumpul(kongkow) dan makan bersama para
sahabatnya, turut bergotong royong jika ada pekerjaan yang dilakukan
bersama, dan bercengkrama/bersendagurau dengan cucu-cucunya.
3. Berbuat sebaik mungkin kepada sesama makhluq Allah
Sejarah mencatat bagaimana beliau
memperlakukan orang-orang disekitarnya, baik yang mencintainya ataupun
yang memusuhinya. Beliau amat mengutamakan orang lain dalam berbagai hal
kebaikan. Beliau dikenal pemaaf dan tidak pendendam kepada siapa pun
yang menyakitinya, bahkan jika dicaci dan dihina sekalipun beliau hanya
diam dan tidak menjawab. Menjelang akhir hayatnya beliau mempersilahkan
kepada siapa saja yang merasa pernah disakiti olehnya baik sengaja
ataupun tidak untuk memberikan balasan yang setimpal kepada beliau.
Karenanya kewafatan beliau menjadi kesedihan yang amat mendalam bagi
ummat Islam ketika itu, hal tersebut menjadi bukti betapa baiknya
perilaku beliau di mata para sahabatnya.
4. Menjaga dan memelihara keseimbangan dan kelestarian alam dan lingkungan.
Kepedulian Rasulullah terhadap
kelestarian alam dan lingkungan sangat nyata tatkala beliau melarang
pasukan muslim menebang/membakar pohon atau merusak tempat ibadah atau
bangunan pada setiap peperangan dan ekspansi yang terjadi. Bahkan dalam
hal kebersihan diri dan lingkungan sampai-sampai beliau menyifati
kebersihan itu bagian dari keimanan kita kepada Allah, itu artinya tidak
sempurna iman seorang muslim jika diri dan lingkungannya kotor/tidak
bersih. Terdapat pula hadist yang melarang kita menyakiti binatang yang
tidak kita makan, mengencingi lubang tempat semut/serangga bersarang,
lebih dari itu beliau adalah seorang gembala yang disukai oleh ternaknya
karena kelembutan dan kasih sayangnya kepada hewan.
Melalui khutbah yang singkat ini, khatib
menyeru kepada hadirin sekalian untuk meningkatkan pemahaman diri
tentang 4 pokok akhlaq Rasulullah yang mulia sepertimana telah
diuraikan, lalu mari bersama-sama kita tunjukkan kepada lingkungan kita
bahkan kepada dunia akan kemulian ajaran Islam dengan mengamalkan
sunnah-sunnah rasulullah secara kaffah/menyeluruh dan tidak secara
parsial. Mudah-mudahan karenanya kemudian Allah menurunkan rahmat dan
ampunannya kepada kita sekalian sehingga kita dapat dipertemukan dengan
Nabi Muhammad saw dalam keadaan sejahtera di akhirat kelak.Amin2 Yaarobbal Aalamiin . . . .
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw Bagi Umat Islam
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://rizaltipsntriks.blogspot.com/2014/01/makna-peringatan-maulid-nabi-muhammad.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar